JARINGAN DOA WANITA

JARINGAN DOA WANITA
VG WOMAN MINISTRY

P2WP

P2WP
Wanita Parakletos saat Natal Bersama

Selasa, 09 Maret 2010

Apabilah Tuhan memakai seorang laki-laki untuk mengerjakan sesuatu, Ia harus mempunyai seorang WANITA untuk melakukannya!

WANITA & PELAYANAN


Wanita Di Dalam Kepemimpinan Dan Pelayanan


"Tuhan menyampaikan sabda; orang-orang yang membawa kabar baik itu merupakan tentara yang besar" (Mzm 68:11).

Kata ORANG-ORANG yang diterjemahkan dari bahasa Ibrani yaitu tsaba. Concordance karangan Strong mengatakan orang-orang itu dalam jenis kelamin wanita yang berarti, "kerumunan banyak wanita yang diorganisir untuk suatu angkatan perang (tentara)."

Ayat ini kemudian dengan jelas memberikan suatu janji nubuatan yaitu akan tiba saatnya wanita-wanita itu mempunyai kebebasan untuk membawa sabda atau berkhotbah tentang Injil dan melakukan pekerjaan dari Tuhan bersama dengan laki-laki.

Ayat itu kemudian diterjemahkan dengan tepat seperti ini, "Tuhan bersabda; ada banyak kerumunan dari orang-orang wanita yang diorganisasikan dan merupakan tentara yang besar".

Apa yang ditulis kemudian ini adalah suatu pembelaan terhadap angkatan perang wanita yang khusus ini.

Obyek dari bagian ini kemudian menjadi berganda: (1) membebaskan wanita untuk mendapatkan tempat mereka yang tepat dalam pekerjaan Allah, hingga mereka dapat memenuhi panggilan pelayanan mereka untuk kemulian Tuhan dan (2) untuk mengubah sikap dari pemimpin-pemimpin gereja laki-laki sehingga mereka memberi kesempatan pada wanita untuk memenuhi panggilan dari Allah.

"Akan terjadi pada hari-hari terakhir, bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia. Maka anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat... juga keatas hambaKu laki-laki dan perempuan, akan Kucurahkan RohKu pada hari-hari itu" (Kis 2:17-18 niv).

Tiga hal yang diminta untuk melaksanakan pekerjaan di atas dunia ini. Ketiga-tiganya itu adalah waktu, orang dan uang.

Iblis telah memakai strategi yang begitu berhasil untuk menghentikan gereja dalam memenuhi tugas yang besar yaitu untuk memberitakan Injil pada dunia ini. Separuh dari orang-orang tersebut (wanita) seringkali ditolak untuk berpartisipasi di dalam beberapa gereja.

Dapatkah anda membayangkan sebuah angkatan bersenjata dapat berhasil apabila separuh dari tentaranya itu dicegah untuk berperang?

A. Tujuan Allah Untuk Pria dan Wanita

Marilah kita kembali pada Kitab Kejadian dan melihat tentang penciptaan seorang wanita: "Maka Allah menciptakan manusia menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakan dia laki-laki dan perempuan".

"Dan Tuhan Allah berfirman, tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja; Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan dia" (Kej 1:27; 2:18).

"Dan Allah memberkati mereka dan Allah berfirman kepada mereka, beranak cuculah dan bertambah banyak dan penuhilah bumi dan taklukanlah itu; dan berkuasalah..." (Kej 1:28).

1. Bersama-sama memerintah

Ayat-ayat ini jelas menyatakan maksud Allah yang mula pertama untuk manusia laki-laki dan perempuan ialah sebagai sesama pemerintah (bersama-sama memerintah) di atas karya yang diperbaharui itu. Artinya ada kedudukan dan kekuasaan yang setara atau sepadan, itu adalah maksud dari Allah. Mereka harus memerintah bersama-sama.

Kesejawatan yang unik ini dikuatkan dalam Perjanjian Baru. "Tetapi Aku mau supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu kepala dari perempuan ialah laki-laki dan kepala dari Kristus ialah Allah" (1 Kor 11:3).

"... kepala dari setiap laki-laki adalah Kristus". Ini mengajar kita bahwa persekutuan yang ada di antara Kristus Sang Putera dan manusia (Adam), adalah sama dengan persekutuan yang dimaksud Allah antara pria (Adam) dan wanita (Hawa).

"... dan kepala dari wanita (Hawa) adalah pria (Adam)".

Ayat ini juga menguatkan bahwa peranan dan persekutuan yang ada di antara Allah Bapa dengan PuteraNya Kristus, adalah contoh yang dipakai di dalam Alkitab untuk menggambarkan apa yang dimaksud Allah tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan itu. Sama seperti "Kepala dari Kristus adalah Allah" - begitu pula "Kepala dari wanita adalah laki-laki".

Apabila kita ingin mengerti peran pria dan wanita secara Alkitabiah, kita harus menyelidiki hubungan antara Allah dengan Kristus PutraNya.

2. Partisipasi yang Penuh

"Maka jawab Yesus kepada mereka kataNya,'Aku berkata kepadamu sesungguhnya, Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diriNya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa itu juga yang dikerjakan Anak'" (Yoh 5:19).

Sama seperti Anak yang bergantung pada BapaNya untuk persetujuan dan otoritas dalam bertindak, seorang wanita bertindak dengan persetujuan seorang pria. Putera, yaitu Yesus melakukan segala sesuatu dengan cara yang sama seperti Ia melihat apa yang dilakukan BapaNya. Begitu pula Allah menginginkan seorang wanita dengan partisipasi yang penuh melakukan apa yang dilakukan seorang pria.

"Sebab Bapa mengasihi Anak, dan Dia menunjukkan kepadaNya segala sesuatu yang dikerjakanNya sendiri bahkan Ia akan menunjukkan kepadaNya pekerjaan-pekerjaan itu sehingga kamu menjadi heran" (Yoh 5:20).

"Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barang siapa yang dikehendakiNya" (Yoh 5:21 niv).

3. Tanggung jawab untuk Menghakimi

"Bapa...telah menyerahkan penghakiman seluruhnya kepada Anak" (Yoh 5:22). Kata menghakimi di dalam Bahasa Ibrani adalah krino. Yang berarti "memutuskan (secara hukum); untuk menghukum, membalas, menghakimi dan bertindak sebagai pembela (ahli hukum)."

Ini menggambarkan keinginan Allah untuk wanita sebagai rekan dalam memerintah bersama pria.

Gereja adalah mempelai Kristus. Paulus mengatakan, "Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu Ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu dengan satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus" (2 Kor 11:2). Mempelai (gereja) berhubungan dengan suami (Kristus) seperti juga bagaimana Putra Allah dengan Allah Bapa.

"Karena kita adalah anggota tubuhNya, dari dagingnya dan dari tulangNya... Rahasia ini besar: tetapi yang Aku maksudkan ialah hubungan antara Kristus dengan jemaat" (Ef 5: 30-32).

Sebagai mempelai dari Kristus, anggota-anggota dari gereja dipanggil untuk "menghakimi malaikat-malaikat dan manusia" dan "perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari" (1 Kor 6:3). Peranan kewanitaan ini diberikan pada mempelai dari Kristus, gereja adalah sesuatu yang konsisten dengan keinginan mula-mula dari Allah bagi wanita agar ia memerintah dan menggunakan dominasinya bersama-sama dengan Adam. Seorang wanita juga dikuasakan untuk menjalankan kekuasaan (dominasi) itu di dalam keharmonisan kasih dan di dalam penundukan diri pada seorang pria.

4. Penundukan dan Ketaatan

Tetapi Adam dan Hawa berdosa, dan Allah berkata kepada Hawa; "Namun engkau akan birahi pada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu" (Kej 3:16). Itulah sebabnya wanita-wanita diberi tahu untuk tunduk pada suami-suami mereka. Dan perintah itu tetap demikian hingga pada Perjanjian Baru ketika Rasul Paulus memberitahukan pada isteri-isteri orang Kristen, "... tunduklah pada suamimu sendiri, seperti kepada Tuhan" (Ef 5:22).

Tetapi walaupun seorang wanita harus menundukkan diri pada suaminya, itu tidak berarti ia lebih rendah dari suaminya. Arti penundukkan adalah bahwa ia harus dengan rela dipimpin oleh suaminya. Sesungguhnya Rasul Paulus mengajarkan bahwa penundukkan diri berlaku terhadap ke dua belah pihak (baik suami maupun istri) "dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain didalam takut akan Kristus" (Ef 5:21).

Di suratnya yang lain, dengan jelas Paulus mengatakan bahwa tidak ada perbedaan status di dalam Kristus antara seorang pria dan seorang wanita. "Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang yang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu dalam Kristus Yesus" (Gal 3:28).

Ini berarti kita harus mengerti peranan yang digariskan oleh Alkitab bagi seorang wanita. Peranan itu sangat indah dan mulia.